Selasa, 06 Oktober 2009

Pesona Matahari Emas dan Perak

Dataran Tinggi Dieng. Tak kan pernah habis berbicara tempat para dewa bersemayam itu. Baik dari sisi pesona alam, sejarah maupun keunikan ritual budayanya. Perjalanan menuju Dieng sesungguhnya penuh simbol. Perjalanan manusia menuju tempat suci harus disertai niat yang bersih meninggalkan pikiran kotor. Semua tergambar dalam obyek-obyek yang ada di kawasan itu.
Satu lagi, peristiwa alam sehari-hari yang sangat indah bila dinikmati. Dan itu hanya dijumpai di kawasan dataran tinggi yang terletak pada ketinggian 2093 meter di atas permukaan laut. Matahari terbit memancarkan pesona yang luar biasa di dua tempat berbeda. Masing-masing menyimpan keindahan yang berlainan. Menyaksikannya akan menumbuhkan rasa syukur dan khidmat akan keagungan sang pencipta.
Golden sunrise dan silver sunrise. Menikmati pesona dua matahari terbit ini seperti adalah pengalaman tak terlupakan sepanjang hayat. Satu sumber cahaya memiliki keindahan yang berbeda-beda dilihat dari tempat berlainan. “Memburu matahari emas dan perak, dibutuhkan stamina dan semangat. Dini hari kita sudah harus berangkat. Dari Wonosobo sekitar pukul 03.00. Lalu naik ke Desa Sembungan Kecamatan Kejajar. Sampai di sana jam 04.00, harus menunggu matahari terbit,”ungkap Subuh Ony Wiyono dari Tourist Infromation Center (TIC) Diparbud Wonosobo. Ia beberapa kali mengantarkan rombongan turis yang ingin menikmati wisata matahari terbit itu. Beberapa kali pula ia mengaku tak pernah bosan dengan keindahan yang terhampar di depannya.
Meskipun harus bangun dini hari, mengendarai mobil di udara yang amat dingin menusuk tulang. Ditambah jalan kaki mendaki bukit Sikunir, bukan masalah manakala menyaksikan bulatan emas di depan mata. Muncul dari balik Gunung Sindoro. Penuh keanggunan layaknya seorang putri membuka kelambu semesta. Merah keemasan bulat penuh. Sinarnya lembut tak menyilaukan mata. Pemandangan fantastis.
Perjalanan wisata ini memang bagi yang berminat khusus, suka petualang dan ingin menikmati alam yang sebenarnya. Dari Wonosobo lansung meluncur ke Desa Sembungan. Kendaraan diparkir di area parkir di pinggir Telaga Cebong. Lantas, jalan kaki mengikuti jalan kecil menuju Bukit Sikunir. Udara pegunungan menyapa....hemmm dingin. Inilah keindahan lain yang tak mungkin terlupakan.
Jalan kaki menuju Bukit Sikunir menjadi olahraga yang menyehatkan. Begitu sampai di tujuan harus menunggu sumber cahaya itu. Waktu berjalan, dan perlahan pula matahari muncul dari balik gunung-gunung di arah timur. Indah. Hanya itu yang terucap begitu menyaksikan bulatan penuh warna emas menyembul. Cahayanya menembus awan. Mata pun tak lepas dari keindahan luar biasa itu. Warna emas menerangi langit timur. Sementara gunung di bawahnya masih terlihat hitam kelam. Jangan lewatkan momen itu. Abadikan dalam gambar dan benak terdalam, betapa kekuasaan Tuhan begitu agung dan mengagumkan.
Jangan lepaskan buruan. Masih ada momen indah yang sayang dilewatkan, silver sunrise. Perjalanan dilanjutkan ke kawasan candi Dieng. Di sanalah matahari keperakan memancarkan cahayanya ke bumi. Sekitar pukul 07.00, benderang cahayanya menerjang tubuh candi-candi Hindu tua itu. Sinarnya putih keperakan menyembul di balik perbukitan Dieng.
Dikisahkan pelaku wisata Wonosobo, Agus Tjugianto menikmati silver rise menjadi pengalaman tak mungkin terlupakan.
Golden dan silver rise ditawarkan menjadi paket wisata menarik. Berbeda dengan yang lain. Wisatawan akan merasa dekat dengan alam serta Sang Pencipta begitu menikmati keindahan di depan matanya. Dieng memang memesona, tak pernah bosan menikmati pegunungan, hamparan kentang dan telaganya yang tenang. Selain dari Bukit Sikunir, golden rise juga dapat dicegat di gardu pandang Desa Sitieng, terletak di 1700 meter di atas permukaan laut. Tak kalah memesonanya, bulatan merah keemasan muncul dari Gunung Sindoro. “Dari situ tampak latar belakang Gunung Sindoro, pegunungan Tlerep, Desa Rowojali, Lobang, Surengede, serta Kejajar. Desa tampak tersebar di bawah terbentang di bawah bukit,”kisah pria yang dikenal kreatif mengemas paket wisata itu.
Golden dan silver sunrise menjadi satu paket wisata yang memikat pengunjung. Terutama mereka yang menginginkan berwisata dengan panorama alam. Desa Sembungan sendiri menawarkan wisata yang alami. Desa tertinggi itu memiliki Telaga Cebong yang menghampar di bawah perbukitan. Musim kemarau kemarin, airnya menyusut, kini mulai normal kembali. Telaga Cebong berair tenang seakan menyimpan misteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar